Friday 24 October 2014

Gerakan Maghrib Mengaji Dan Perubahan Sosial

Oleh : Sugeng Widodo, S.HI

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji atau disingkat Gemmar mengaji yaitu suatu gerakan untuk mem­budayakan kegiatan membaca Alquran setelah shalat Mag­rib di kalangan masyarakat baik diperkotaan maupun pedesaan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya mengaji saat maghrib yang sebenarnya sudah mengakar jauh di Indonesia. Bahkan kenangan masa kecil kita  pasti mengantarkan suasana setelah maghrib adalah waktu khusus yang penuh barokah untuk belajar dan mengaji. Namun sayang kegiatan ini semakin lama semakin hilang dan ditinggalkan oleh masyarakat terutama anak-anak dan para remaja seiring dengan perkembangan zaman modern saat ini. 


Menyikapi hal ini tepatnya pada tanggal 30 Maret 2011 Bapak Menteri Agama Bapak Suryadharma Ali mencetuskan kembali kegiatan ini melalui program pemerintah Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji. Yang mana program ini dimaksudkan untuk membiasakan kembali mengaji ( membaca ) kitab suci Al-Qur’an sesudah sholat maghrib. Yang akhir akhir ini kebiasaan tersebut sudah terkikis oleh kemajuan informasi dan teknologi.

Dengan Gerakan Maghrib Mengaji ini diharapkan dapat menangkal pengaruh negatif yang ditayangkan oleh lima ‘layar’. Kelima layar itu adalah layar televisi, telepon seluler (ponsel), internet, komik, dan majalah. Biasanya anak-anak dan orang dewasa masih suka menonton televisi pada waktu maghrib, sehingga kebiasaan mengaji setelah shalat maghrib itu seringkali dikalahkan oleh televisi salah satu dari lima layar tadi. Hal ini tentu sangat merugikan bagi generasi muda yang mengalami dekadensi moral sehingga menimbulkan kemerosotan akhlak ,kasus kenakalan remaja dan sikap pragmatis serta mencuci otak remaja sehingga lupa akan jati dirinya sebagai bangsa yang beradab. Kebiasaan maghrib mengaji bisa di jadikan sarana transfer ilmu ataupun komunikasi antara orang tua dengan anak sehingga terjalin keakraban di dalam keluarga karena kegiatan mengaji maghrib banyak membawa dampak yang sangat positif bagi pembinaan akhlak masyarakat khususnya anak-anak dan para remaja. Adapun manfaat mengaji ditinjau dari berbagai aspek memberikan dampak yang luar biasa, diantaranya :
1.      Aspek afektif,
 mengaji secara tidak langsung mampu mempengaruhi sifat anak menjadi lebih peka terhadap sifat keTuhanan, anak sadar akan keberadaan Zat yang Maha Besar,
2.      Aspek kognitif,
 dengan menghafal surat pendek atau membaca susunan ayat Al-Quran dengan susunan tertentu atau menterjemah akan memperkuat struktur otak akan kemampuan mengingat dan menggunakan daya nalar,
3.      Aspek psikomotorik,
 membaca Al-Quran dengan tekanan dan lafal tertentu akan memperkuat pernapasan dan kesehatan otak serta melancarkan aliran darah.

Dari manfaat-manfaat diatas secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji dapat menanamkan nilai-nilai ajaran Al Quran pada seluruh komunitas masyarakat Islam, merubah dan membina akhlak anak-anak dan para remaja. Gerakan Masyarakan Maghrib mengaji merupakan terobosan untuk memperbaiki akhlak. Apalagi, munculnya berbagai macam aliran sesat dan sempalan di Indonesia akibat dari kekosongan dakwah di masyarakat. Akibatnya, rusaknya akhlak dan moral generasi muda dan maraknya aliran sesat itu dimanfaatkan oleh sebagian kelompok. Gerakan Masyarakat Maghrib mengaji dapat menjadi solusi bagi pendidikan karakter anak-anak. Pasalnya pendidikan karakter  paling bagus adalah di rumah. Melalui gerakan ini kenakalan para remaja, tawuran antar pelajar dan narkoba bisa diminimalisir.

Diantara keuntungan lain dari Gerakan Masyarakatn Maghrib Mengaji adalah ; ada komunikasi antara orang tua dan anak, mencegah anak-anak untuk tidak menonton televisi dan mencegah mereka keluar malam. Dengan begitu hal ini akan mencegah kejahatan di malam hari. Tentunya, program ini tidak akan pernah berhasil tanpa adanya dukungan semua pihak, komitmen dan kemauan yang kuat dari umara, ulama dan umatnya, terutama orangtua. Karena orang tua adalah tiang utama yang akan mampu menjalankannya. Selepas shalat Maghrib, orang tua hendaknya mematikan televisi dan mengajak seluruh anggota keluarga untuk mem­­baca Alquran. Mematikan televisi saat Maghrib sangat penting untuk dilakukan. Sebab, televisi begitu marak menyiarkan acara yang me­narik pada saat Maghrib. Hal itu juga yang menyebabkan anak-anak suka melambat-lambatkan shalat dan malas belajar, apalagi mengaji Al Qur’an.

Oleh karena itu, Penulis mengajak para pembaca yang budiman, mari kita dukung gerakan nasional yang diprogramkan pemerintah ini (Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji) dengan ikut bersama membudayakan mengaji  maghrib, mengajak dan mengawasi anak-anak dan para remaja dilingkungan kita untuk senantiasa membudayakan kebiasaan mengaji maghrib baik dirumah-rumah, surau, masjid dan lain-lain. Semoga dengan hidupnya kembali kebiasaan maghrib mengaji anak-anak dan para remaja dilingkungan sekitar kita terbina akhlaknya, terselamatkan kehidupanya dari pengaruh-pengaruh negative dari perubahan dan perkembangan globalisasi, informasi dan teknologi. Semoga anak-anak dan para remaja islam menjadi generasi-generasi yang Qur’ani, generasi yang shaleh dan shalehah. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Semoga Bermanfaat. Wallahu A'lam

No comments:

Post a Comment