Oleh : Sugeng Widodo, S.HI
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.(Q.S. Al Ahzab : 70-71)
Rasulullah SAW bersabda :
Dari Abu Idris Al Haulani rah. Dari Muad bin Jabal Ra beliau berkata : “Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda : “Allah Tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Telah pasti kecintaan-Ku kepada dua orang yang saling mencinta karena Aku, saling bermajelis karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.” [H.R. Malik dari shahabat Muadz bin Jabal , dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib].
Dari hadits qudsi diatas dijelaskan bahwa Kecintaan Allah pasti terhadap empat golongan.
Pertama, Orang yang saling mencintai karena Allah SWT
Kenapa harus cinta karena Allah SWT ? Karena cinta karena Allah adalah cinta yang kekal. Cinta karena Allah SWT merupakan pintu yang sangat agung di antara pintu-pintu kebaikan di akhirat. Dan merupakan sebab seseorang mendapatkan kelezatan iman di dunia. Sebagaimana yang dimaklumi dalam Islam bahwa hati mengikuti aqidah dan iman yang ada di dalamnya. Barangsiapa beriman bahwa Allah adalah Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul, maka ia pasti mencintai orang-orang yang mencintai Allah SWT.
Oleh karena Allah SWT memberikan janji kepada orang yang saling mencintai karena Allah Wajabat Mahabati pasti mendapatkan kecintaan Allah SWT). Sebagai contoh orang yang cinta harta, jabatan maka ia akan berbuat apapun caranya untuk mendapatkan harta, memperoleh jabatan tersebut, begitu juga dengan Allah SWT ketika Allah mencintai hambanya maka Allah akan memberikan segalanya kepada hambaNYa. Berbeda dengan orang yang saling mencintai bukan karena Allah, ia hanya akan ingat kepada yang dicintainya,
Kedua, Orang yang saling duduk-duduk /bermajelis karena Allah SWT.
Duduk duduk /ngumpul-ngumpul disini maksudnya secara umum tetapi hanya karena Allah SWT, konsepsnya kembali kepada kita, apakah duduk majelis taklim, Maulid, Isra’ Mi’raj, Majelis dzikir, tilawatul Qur’an, yasinan sholawatan dan lain lain. Begitu juga dengan majelis baik itu 2 orang, 10 orang, 40 orang atau lebih yang semua itu dilakukan karena Allah SWT maka janji Allah Wajabat Mahabati pasti kecintaanku kepadanya.
Berbeda pada masa penjajahan dahulu duduk-duduk bermajelis/ ngumpul-ngumpul dilarang alasan bid’ah kenapa ? karena para penjajah takut kepada kita akan melawan mereka, dulu. Tetapi kalau sekarang masih ada juga yang melarang orang duduk-duduk, ngumpul-ngumpul, bermajelis buat acara maulid, isro’ mi’roj, yasinan shalawatan dan lain lain itu adalah bid’ah, dia adalah penjajah umat Islam era baru yang sengaja ingin memecah-mecah umat Islam. Bahkan dalam hadits Rasulullah SAW yang lain dijelaskan : “Apabila ada 40 orang yang duduk-duduk, ngumpul-ngumpul/bermajelis karena Allah SWT, maka da salah satu diantara mereka adalah wali Allah SWT.
(Al Hadits)
Ketiga, Orang yang saling menziarahi karena Allah.
Maksudnya adalah saling kunjung mengunjungi karena Allah SWT. Silaturrtahmi yang dikehendaki Islam adalah pertemuan manusia sebagai pihak yang sejajar. Yang tidak terbelenggu oleh budaya strata sosial / kasta. Oleh karenanya, tidak sepantasnya, berlaku anggapan bahwa yang berstatus tinggi harus menjadi pihak yang didatangi oleh pihak yang berstatus rendah. Silaturrahmi harus murni dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, tidak terkotak-kotak oleh status atau embel-embel kepentingan materi duaniawi, sehingga tercemar oleh macam-macam hasrat nafsu diluar tujuan murninya.
Selain itu, silaturrahim juga tidak saja dilakukan dengan orang yang memiliki hubungan baik dengan kita, akan tetapi juga dianjurkan untuk dilakukan dengan orang yang mempunyai masalah atau kurang baik dengan kita. Siapa yang mendahuluinya itulah orang yang mulia disisi Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Yang paling utama diantara perbuatan utama adalah ; engkau melakukan silaturrahim dengan orang yang memutuskannya, engkau memberi kepada orang yang tidak pernah memberi (kikir), dan engkau memaafkan orang yang dzalim kepadamu.” (HR. Thabrani dan Mu’adz Bin Jabal). Oleh karena itu, orang yang saling menziarahi/ kunjung mngunjungi karena Allah Wajabat mahabati pasti kecintaan Allah kepadanya.
Keempat, Orang yang saling memberi karena Allah SWT.
Yaitu orang yang saling memberi, tanpa ada sandaran lain kecuali karena Allah SWT. Saling memberi hadiah. Dan budaya ini sebenarnya sudah terkonsep di negeri kita Indonesia, meminjam bahasa jawa (anter-anteran) ketika mau ramadhan atau lebaran, atau dalam moment-moment lain seperti hajatan, genduri dll dilakukan karena Allah, tanpa ada kepentingan lain yang yang sifatnya keduniaan, maka Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi Wajabat mahabati pasti kecintaanku kepadanya.
Inilah empat golongan yang pasti mendapatkan kecintaan Allah, semoga kita termasuk golongan yang mendapat janji Allah SWT sebagaimana termaktub dalam hadits qudsi tersebut. Semoga kita termasuk golongan manusia yang mendapat kecintaan Allah SWT. Amiiin Ya Rabbal Alamin.
Semoga Bermanfaat. Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment