“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikandiri”(Q.S. AL Baqarah : 222)
Sadar ataupun tidak betatapun giatnya kita berusaha di dalam memenuhi amalan-amalan agama, kiranya masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Dari sekian banyaknya perintah-perintah agama, tentu masih ada sebagian yang belum kita lakukan secara penuh, apalagi mengenai larangan-larangan Allah, rasanya masih banyak sekali yang kita terjangt atau kita lakukan. Karenanya khatib mengajak hadirin sekalian untuk senantiasa memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dan kita kejar terus kekurangan kekurangan yang ada, disamping kita harus bertaubat kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat.
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam Syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.”(Q.S. At Tahrim : 8)
Taubat berasal dari kata Taba yatubu isim masdarnya Taubatan artinya sama dengan Raja’a Yarji’u, ‘Ada Ya’udu pulang atau kembali. Bertaubat maksudnya kembali dari yang dilarang oleh Allah. Kalau dalam hidup ini kita suka menerjang larangan-larangan Allah, maka taubat artinya kembali meninggalkan larangan-larangan Allah kepada apa-apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk segera bertaubat sebagaimana dalam firmanNYA : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari TuhanMu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Ali Imran : 133)
Ayat ini memerintahkan kepada kita manusia untuk segera bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT. Kenapa taubat ini harus disegerakan ? karena makhluk bernama manusia ini sulit melepaskan diri dari dosa dan salah. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak adam, setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang mempunyai dosa dan kesalahan adalah orang yang segera
bertaubat.” (HR. Tarmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat dosa dan kesalahan dengan kata lain orang yang baik adalah bukan orang yang tidak punya dosa dan kesalahan karena tidak ada orang yang tidak pernah punya dosa dan kesalahan. Tapi orang yang baik adalah orang yang apabila ia melakukan dosa dan kesalahan ia segera sadar, dijadikannya dosa dan kesalahan itu sebagai pelajaran untuk tidak diulanginya lagi pada masa-masa yang akan datang. Inilah yang digambarkan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(Q.S. Al Imran : 135)
Dalam Al Qur’an Surat An Nisa’ Ayat 18 Allah SWT juga menegaskan : “Dan tidaklah taubat itu diterima oleh Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka . (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya taubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itutelah Kami sediakan siksa yang pedih(Q.S. An Nisa’ : 18)
Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk kesempurnaan taubat kepada Allah ada beberapa point yang harus dipenuhi, diantaranya :
- Segera ingat kepada Allah SWT apabila ia berbuat dosa dan kesalahan, baik perbuatan Fakhisah (keji) ataupun Dzalim Bi Nafsi (menganiaya diri sendiri).
- Memohon ampun kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya.
- Menyesal tidak mengulanginya lagi.
- Meninggalkan larangan-larangan Allah SWT.
- Melaksanakan perintah Allah SWT.
- Meminta halal apabila dosa dan kesalahan itu berkaitan dengan sesama manusia.
- Riyadhah melatih diri untuk senantiasa taat kepada Allah SWT.
Ini semua dilaksanakan ketika hayat masih dikandung badan, karena belum dikatakan bertaubat jika ia masih melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, dan baru bertaubat (menyesal) ketika ajal datang menjemputnya.
Oleh sebab itu, marilah kita segera bertaubat memohon ampun kepada Allah , utamanya ketika kita setelah melakukan kesalahan. Kita usahakan jangan sampai menunda-nunda untuk bertaubat. Sebab ajal / maut / kematian tidak dapat diprediksi oleh siapapun sekalipun dengan bantuan teknologi kedokteran mutakhir yang paling canggih. Karena yang menentukan mati adalah Allah Rabbul Jalil. Dan ketika mati ajal datang tiadak dapat diundur dan tidak pula dimajukan, walau sedetik pun.
Semoga Bermanfaat. Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment