Saturday, 18 October 2014

Fenomena Tidur Di bulan Suci Ramadhan

Oleh : Sugeng Widodo, S.HI

KEBESARAN KEMUKJIZATAN ALLAH SWT
Subhanallah... Tidur adalah salah satu nikmat serta salah satu tanda kebesaran kemukjizatan Allah SWT dalam penciptaan alam kehidupan. Sedangkan proses yang dilalui oleh aktivitas tidur adalah suatu mekanisme yang rumit. Dunia ilmu pengetahuan masih belum mampu menyingkap kecuali hanya sedikit. Tidur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan ini. Jika tidak tidur, sungguh manusia tidak akan mampu mengiringi dan mengikuti perjalanan kehidupan. Tidur merupakan kebutuhan pokok bagi tubuh, seperti halnya makanan, minuman, dan seks. Manusia menghabiskan sepertiga umurnya untuk tidur. Dengan tidur, otot-otot dapat beristirahat, system urat saraf dapat rehat sejenak dari berjuta-juta sinyal yang diterimanya, kecuali beberapa pusat penting yang selalu terjaga untuk melakukan tugas jantung, mengatur irama nafas, dan mengatur suhu badan. Allah SWT berfirman, “Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian dan Kami jadikan siang untuk mencari 
                                           penghidupan.” (Q.S An-Naba: 9-11)

WAKTU YANG DIBUTUHKAN MANUSIA UNTUK TIDUR.

Berapa banyak waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tidur?
Sebenarnya, ukuran normal untuk mengistirahatkan badan dan pikiran berkisar antara 6 sampai 8 jam. Seorang anak kecil akan membutuhkan beberapa jam lebih banyak daripada orang dewasa. Umumnya, waktu yang diperlukan untuk tidur akan semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia.

POLA TIDUR DALAM TUNTUNAN ISLAM.
Bagaimana Islam mengatur kehidupan dan istirahat seseorang?

Allah SWT telah berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (Q.S Ar-ruum: 23)

Oleh karena itu, seyogyanya seorang manusia tidur sejenak (Qailulah) pada saat menjelang waktu Zhuhur, agar mampu dan mempunyai kekuatan untuk bekerja dan beribadah serta melaksanakan ibadah malam hari.
Selain itu, hendaknya seseorang juga tidur pada waktu awal malam setelah shalat isya’, supaya dapat bangun pada akhir malam. Rasulullah SAW bersabda, “Pada waktu tidur, syaitan mengikat dibagian tengkuk kepala salah seorang dari kalian, dengan tiga buah ikatan. Pada setiap ikatan, syaitan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah.” Apabila, salah seorang dari kalian bangun dan menyebut Asma Allah SWT, terlepaslah salah satu ikatan. Apabila kemudian salah seorang dari kalian berwudhu , maka akan terlepas salah satu ikatan lagi. Apabila, kemudian salah satu dari kalian melakukan shalat, terlepaslah salah satu ikatan lagi. Sehingga salah seorang dari kalian menjadi bersemangat dan sehat jiwanya. Namun, apabila salah seorang dari kalian tidak melakukan hal tersebut, maka akan menjadi orang yang buruk jiwanya serta malas. ” (Shahih Bukhari, Pembahasan tentang Tahajud, III/1142). 

Di dalam Al Qur’an Allah SWT juga berfirman : “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Q.S Al Muzzammil: 1-6).

FENOMENA TIDUR DI BULAN RAMADHAN

Bagaimana tidur di Bulan Ramadhan menjadi sebuah fenomena?

Seseorang yang merenungkan ayat-ayat dan hadits di atas akan merasa kagum dengan bagaimana Allah telah mengatur waktu di bulan Ramadhan. Pada waktu bulan Ramadhan manusia cenderung tidur lebih awal setelah melakukan Shalat Isya’ dan Tarawih karena untuk mempersiapkan bangun disepertiga malam untuk melakukan ibadah nafilah (Shalat Taubat, Shalat Tahajud, Shalat Hajat) dan mentakhirkan sahur. Subhanallah ... Tanpa disadari Bulan Suci Ramadhan telah mengatur pola hidup manusia menjadi sehat, mulai dari pola makan sampai dengan pola tidur. Ilmu kedokteran telah mengakui akan dahsyatnya kekuatan Ramadhan, Ilmu pengetahuan menetapkan bahwa manusia akan merasakan tidur yang nyenyak pada jam-jam pertama, dan akan terus berkurang, terlebih lagi pada jam ketiga. Pada jam kedelapan manusia akan terbangun dan inilah pola tidur yang sehat. Selain itu Dunia ilmiah masih saja kebingungan dan lemah memberikan tafsiran ketika Bagaimana kelenjar (pineal) mampu membedakan antara sinar pada siang hari dan kegelapan pada malam hari padahal kelenjar tersebut berada di dalam otak bagian dalam rongga tempurung kepala/ tengkorak. Dalam artian, hormon Melatonin (sekresi hormon dalam pengaturan tidur) berada dalam “ruang yang penuh dengan kegelapan” Maha benar Allah dengan firman-Nya. “… dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Q.S Al-Israa: 85) Akan tetapi terkadang manusia cenderung salah kaprah pada saat bulan puasa. Nafsu IT (Ingin Tidur) justru malah bertambah besar pada saat bulan puasa sehingga melanggar anjuran manajemen tidur.

MANAGEMEN TIDUR PADA BULAN SUCI RAMADHAN

Bagaimana cara memanage tidur pada saat bulan puasa?

1.    Kita harus belajar mengendalikan makan. Lebih tertib dan teratur. Kalau di bulan Ramadhan pastikan pada 
      saat berbuka bukan sebagai ajang balas dendam. Makanlah secukupnya pada saat berbuka. Bisa juga 
      dilanjutkan makan setelah taraweh.
2.   Sebaiknya tidak merubah pola tidur di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Jika pola tidur terbaik 
     adalah  di bulan Ramadhan yaitu dengan mengurangi jumlah jam tidur dan banyak menghidupkan malam. 
     Maka dibulan selain bulan Ramadhan seharusnya sama.
3.  Menanamkan semangat yang tinggi, misalnya dengan selalu mengingat keutamaan-keutamaan Ramadhan 
     terutama dalam menghidupkan malam-malamnya. Pahala yang berlipat ganda. Keridloan Allah dalam 
     genggaman dll.

Berlebihan dalam tidur dapat menyebabkan bertambahnya rasa kantuk. Sedangkan kekurangan tidur dapat menyebabkan gelisah, tidak dapat beristirahat, dan pikiran kacau. Oleh karena itu Rasulullah SAW , sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah. 

Semoga Bermanfaat. Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment