Oleh : Sugeng Widodo, S.HI
Hari puasa Ramadhan bergulir terus, pada saat ini kita berada dalam sepuluh pertengahan Ramadhan. Bagi kita yang menginginkan “La’alakum Tattaquun” mulai masuk Ramadhan telah memasang niat mengejar sebanyak mungkin nilai-nilai yang terkandung di dalam bulan suci Ramadhan. Sehubungan dengan hal tersebut sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW : “Al Jannatu Mustaqotun ‘Ala Arba’ati Nafariin” yaitu Syurga merindukan empat golongan “.
Golongan Pertama : “Taalil Qur’an”
Yaitu golongan manusia yang suka membaca dan mempelajari Al Quran. Sebagaimana nasehat nabi yang mengamanahkan umatnya untuk belajar tanpa peduli umur, dari lahir hingga masuk ke liang lahat. Pengaruh puasa terhadap diri kita adalah adanya ketinggian rasa cinta terhadap membaca Al Qur’an. Sebab kesempatan memang ada di bulan Ramadhan ini bagi umat Islam untuk selalu meneliti dan melihat Al Qur’an, dalam arti kembali melihat nilai-nilai Qur’any itu, yang mungkin di bulan bulan lain tidak sempat kita membacanya, sedang di bulan Ramadhan kesempatan itu banyak kita temukan. Kalau kita sudah berniat untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan tentunya kita juga banyak membaca Al Qur’an itu sendiri. Al Qur’an adalah pedoman umat Islam, Undang-undang dalam pergaulan, Rem cakram dalam kehidupan. Ironis kiranya jika ada orang mengaku Islam sementara tidak bisa membaca atau tidak mau belajar membaca Al Qur’an itu sendiri.
Golongan Kedua : “Haafidzil lissan”
Yaitu golongan orang yang memelihara lidahnya. Kenapa lidah yang dipelihara ? sebab segala aktivitas yang sangat dominan adanya pada lidah, misalnya seseorang sakit hati atau senang dengan kita di sebabkan lidah kita. Begitu juga seseorang saling bermusuhan dan bercerai berai akibat dari kurangnya memelihara lidah. Dalam pepatah dikatakan “Keselamatan manusia tergantung bagaimana ia memelihara lidahnya”. Oleh karena itu Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berbicara dengan perkataan yang baik atau lebih baik diam saja.” Pengaruh Ramadhan adalah terpeliharanya lidah dari segala anasir yang sifatnya merendahkan martabat puasa, minimal kalau berbicara sewajarnya dan berarti. Lebih dari itu pengaruh berpuasa terhadap lidah adalah timbulnya sikap hati hati dalam mengkonsumsi setiap makanan, dalam artian setiap makanan yang dimakan harus yang halal dan yang baik “Halalan Thoyyiban.” sebab ia selalu khawatir makanan yang akan melewati kerongkongannya itu akan membawa dampak yang tidak baik terhadap jiwanya.
Golongan Ketiga : “Muth’imunith Tha’aam”
Yaitu golongan orang yang gemar memberi makan kepada orang yang lapar. Lebih dari itu artinya adalah membagi rizki yang kita peroleh untuk orang yang membutuhkan, sehingga kesenjangan sosial akan hilang diantara kita. Kesenjangan sosial yang mersesahkan masyarakat adalah salah satu akibat tidak adanya penghayatan terhadap ibadah puasa. Pengarus Ibadah puasa terhadap jiwa adalah mengajarkan manusia untuk mengerti dan memahami apa yang dirasakan saudaranya sehingga akan menimbulkan kepedulian sosial terhadap sesama. Oleh karena itu di bulan Ramadhan ini perlu kiranya bagi kita untuk menyisihkan sedikit rezki yang kita peroleh baik yang berbentuk wajib maupun sunat untuk fakir miskin, anak-anak yatim, kaum lemah“Dhu’afa’ dan mereka yang membutuhkan. Sebab pada dasarnya puasa bukan untuk diri mereka yang berpuasa, tetapi lebih dari itu berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Percikan Ramadhan hendaknya dirasakan oleh seluruh umat manusia sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an :”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.” (Q.S. Ad Dhuha : 11). Maksudnya bukan menceritakan kekayaan dan kemegahan kepada orang lain melainkan nikmat yang selama ini Allah anugerahkan kepada kita juga dapat dirasakan oleh tetangga, sahabat, fakir miskin, anak-anak yatim dan kaum lemah “Dhu’afa’.
Golongan keempat : “ Shoimin Fis Syahri Ramadhan “.
Yaitu golongan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Tujuan setiap ibadah adalah kedekatan pada Allah ta’ala. Puasa yang kita lakukan bertujuan untuk mencapai kedekatan pada Allah yakni menjadi Insan yang bertaqwa sebagaiman firman Allah SWT : “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagamana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga kamu bertaqwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 183). Di dalam hadits Rasulullah SAW beliau juga menjelaskan : “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya, dan ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya.” (Riwayat Ahmad, Baihaqi dengan sanad yang baik). “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (Riwayat Ahmad dan Ash-habus Sunan).
Inilah empat golongan manusia yang dirindukan syurga sebagaimana yang telah disampaikan dalam hadits Rasulullah SAW.
Wallahu A’lam. Semoga kita dapat menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk bisa menjalani hidup dengan lebih berkah dan semoga Allah mengaruniai hidayah serta ampunan agar manusia dapat terlahir sebagai golongan yang diberi predikat mutaqin dan menjadi salah satu golongan manusia yang dirindukan Syurga. Amiiin Ya Rabbal ‘Alamiiin.
No comments:
Post a Comment