Oleh : Sugeng Widodo, S.HI
Memasuki Ramadhan, biasanya kita mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan! Tapi untuk bulan Syawal, tidak pernah kita mendengar orang mengucapkan Marhaban Ya Syawal! Padahal, Syawal juga bulan istimewa dan memiliki keutamaan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal.
1. SYAWAL BULAN SILATURRAHMI.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh(jahil)”.(QS. Al A’raf : 199)
Sawal bulan untuk meningkatkan silaturrahmi, meminjam bahasa orang Indonesia Halal Bi Halal. Halal bi halal adalah tradisi yang hanya ada di Indonesia dan merambah ke beberapa negara tetangga dalam rumpun melayu, seperti Malaysia. Yang dicirikan dengan saling bersilaturrahim dan saling bermaaf satu sama lain.
Menurut Dr. Quraish Shihab, halal-bihalalmerupakan kata majemuk dari dua kata bahasa Arab ‘halal’ yang diapit dengan satu kata penghubung ‘ba’ (dibaca: bi) (Shihab, 1992: 317). Meskipun kata ini berasal dari bahasa Arab, namun masyarakat Arab sendiri tidak akan memahami arti halal-bihalal yang merupakan hasil kreativitas bangsa Melayu. Halal-bihalal, tidak lain, adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara. Jadi Halal bi Halal ini adalah sampul, sedangkan subtansinya adalah Silaturrahmi dan saling maaf memaafkan.
‘Idul Fitri telah mendidik kita untuk senantiasa menjalinsilaturrahim antara kita, memperbaiki ukhuwah Islamiah, persaudaraan sesama muslim, saling kunjung mengunjungi, saling memberi dan saling meminta maaf, baik dengan keluarga, tetangga, sahabat, atau kerabat lainnya. Yang muda mendatangi yang tua, anak sowan kepada ayah bunda, cucu kepada datuknya dan seterusnya. Alangkah indahnya dan sarat dengan nuansa saling mengasihi dan menyayangi sebagai manifestasi dari kuatnya ukhuwah Islamiyah antara kita.
Silaturrahim memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk melakukan islah(perbaikan) kembali antara sesama yang mungkin terputus dan atau renggang sebelumnya, setelah terjadi berbagai persoalan. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya silaturrahim hubungan dengan sesama manusia (hablum Minannas) akan menguat kembali, setelah hubungan dengan Allah SWT (hablum Minallah) dibangun dengan baik selama bulan suci Ramadhan. Allah SWT berfirman :“Sesunggunya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S.Hujarat : 10)
Orang yang mau menyambung silaturrahim akan mendapatkan kasih sayang Allah, rahmat ketika di dunia dan akhirat. Rahmat Allah di dunia akan dimurahkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya. Sebagaimana Rasulullah SAW telah bersabda :“Barangsiapa yang ingin rizkinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah ia menghubungkan silaturrahim. (HR. Bukhari Muslim).
Silaturrahim dapat melapangkan rizki, karena silaturrahimitu dapat mengeratkan hubungan atau persaudaraan antara seorang dengan orang lain. Eratnya hubungan ini dapat menimbulkan kasih sayang diantara kita sehingga kita mau memberi pertolongan dalam usaha di bidang materiil yang membuahkan keuntungan-keuntungan (laba) sehingga rizkinya menjadi bertambah lapang. Silaturrahim ini termasuk perilaku orang yang taqwa, sehingga orang yang bertaqwa sudah dijanjikan oleh Allah SWT akan diberi rizki dan kemudahan, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an :“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluarnya. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
(QS. At Thalaq: 2-3)
Rahmat dunia murah rezki panjang umur, rahmat akhirat Syurga Jannatun Na’im. Rasulullah SAW telah bersabda : “Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan silaturrahim”
Silaturahim adalah suatu ikatan yang suci yang menuntut kita sebagai umat Islam sentiasa menjaganya. Malah, seseorang itu tidak dikatakan beriman selagi ia tidak mengasihi saudaranya seperti dia mengasihi dirinya sendiri. Rasulullah SAW bersabda : “Belum sempurna iman seseorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya.” (H.R. Bukhari).
Silaturrtahim lambang kebersamaan. Wahana untuk meningkatkan amal ibadah. Sebagaimana dalam ayat diatas orang yang beriman itu bersaudara. Dan konsep dalam Al Qur’an Allah SWT memanggil orang beriman dalam bentuk jamak. Tidak pernah dipanggil dalam bentuk mufrad. Tapi sebaliknya dalam bentuk jamak, artinya orang-orang yang beriman itu akan masuk bersama-sama. Sebagaimana firman Allah SWT :“Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran kesabaran (Q.S. Al ‘Asri:1-3)
Inilah golongan manusia yang mendapatkan rahmat Allah SWT yaitu Syurga Jannatun Naim. Oleh karena itu sempena bulan syawal mari kita syiarkan Halal bi halal dengan meningkatkan silaturrahim dan saling memberi maaf. Allah SWT memberikan motivasi kepada kita dalam Al Qur’an :Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan perkataan yang menyakitkan “
(Q.S. Al Baqarah : 263)
2. SYAWAL BULAN PENINGKATAN DAN PEMBUKTIAN TAQWA
Syawal adalah bulan ”peningkatan” kualiti dan kuantiti ibadah hasil latihan atau ujian sepanjang bulan Ramadhan. Setelah Ramadhan berlalu, pada bulan Syawal sebagai "pembuktian" kerberhasilan ibadah Ramadan, utamanya puasa, yang bertujuan mendapat darajat takwa.
Di bulan Ramadhan kita di tarbiyah untuk senantiasa taat kepada Allah SWT dengan berbagai amalan baik yang wajib maupun yang sunah, kini di bulan syawal bagaimana hasil dari seluruh amalan yang telah kita laksanakan itu. Pribahasa kata, ketika bapak ibu pergi ke pasar membeli ayam, sesampai dirumah kita kurung 2 sampai 3 hari dirumah kita, setelah itu kita lepaskan, maka ketika ayam kita lepas kemanapun ia pergi pada akhirnya ia akan kembali kerumah kita. Lalu bagaimana dengan kita, setelah sebulan lamanya kita di kurung, didik dan dilatih di masjid dan musholla untuk menunaikan amaliah-amaliah Ramadhan, kalualah ayam hanya dengan 3 hari ia bisa kembali kerumahnya, bagaimana dengan kita dapatkah kita kembali kepada masjid/mushalla, karena salah satu ciri diterimanya amalan ibadah puasa kita adalah peningkatan ibadah setelah Ramadhan.
Mudah-mudahan ulasan singkat ini dapat menjadi renungkan kita untuk senantiasa meningkatkan amalan ibadah kita sehingga kita benar-benar menjadi hamba Allah yang paling baik ibadahnya kepadaNya.
Semoga Bermanfaat. Wallahu A’lam.
No comments:
Post a Comment