Thursday, 16 October 2014

Amanah Dalam Bekerja Dan Niat Ibadah

Oleh : Sugeng Widodo, S.HI

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”  (Q.S. An Nur :37) 

Manusia sebagai makhluk hidup, tentulah membutuhkan makan, minum, pakaian, rumah (tempat tinggal) dan lain-lain, baik yang bersifat primer maupun skunder. Ini adalah fakta sejarah kehidupan manusia yang tak terbantahkan. Akan tetapi, di sisi lain manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan mulia dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu mengemban amanah (tugas dan tanggung jawab) dari Allah SWT. Tugas dan tanggung jawab tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila manusia mau berusaha dan berikhtiar, begitu juga kegiatan-kegiatan dalam usahanya untuk mencari rizki memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik kebutuhan pribadinya atau orang lain terutama orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya di bidang ekonomi, maka manusia harus bekerja keras sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya. Tentunya, dalam memenuhi semua itu dan tujuan-tujuan hidupnya yang lain tidak laksana binatang yang tidak berakal, melainkan haruslah sesuai dengan kehendak dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan illahi, dengan cara-cara yang bermoral, sebagaimana yang diajarkan agama. Kita harus berpegang teguh pada komitmen keislaman kita yang senantiasa kita ikrarkan dihadapan Tuhan ketika kita menunaikan shalat.

Allah SWT berfirman :
 “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanya karena Allah SWT, pemelihara seluruh alam.”             (Q.S. Al An’am : 162) 

Setiap usaha dan pekerjaan mencari kebutuhan hidup hendaklah disertai harapan mendapat anugerah dan karunia Allah SWT dengan niat ikhlas beribadah karena Allah SWT, bukan semata-mata mengharapkan balasan duniawi saja seperti gaji dan kemudahan lainnya tetapi juga mengharap balasan yang kekal di akhirat. Setiap usaha dan pekerjaan hendaklah memancarkan ruhul Islam, nilai-nilai Islam yang menjadi potret  kepribadian seorang muslim, senantiasa dihiasi dengan niat yang tulus dimulai dengan membaca Bismillah untuk mengingatkan pelakunya tentang tujuan akhir yang diharapkan dari pekerjaanya serta menyadarkan diri tentang karunia Allah SWT sehingga pekerjaan yang ia laksanakan bermanfaat dan menjadi amal shaleh. Oleh karena itu, agar usaha dan pekerjaan kita bernilai ibadah hendaklah dalam bidang usaha yang halal bukan merupakan pekerjaan yang dilarang agama. Mencari harta yang halal hukumnya wajib.

Perhatikan sabda Rasulullah SAW :
“Mencari harta yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam.”   (HR. Tabrani). 

Islam telah mengajarkan bagaimana seharusnya pandangan dan sikap hidup seorang muslim dalam berusaha dan berikhtiar memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Setiap orang dituntut agar bekerja dengan sungguh-sungguh, benar dan jujur penuh tanggung jawab, baik dan teliti bukan “asal jadi” saja. Tidak melakukan kecurangan dan penipuan dalam setiap pekerjaan yang dilakukkannya. Jujur dalam bekerja adalah modal utama untuk mencapai keselamatan dan kesuksesan. Dengan jujur kita akan memperoleh kepercayaan orang lain sehingga membuka peluang untuk memperoleh hasil kerja yang halal. Kejujuran merupakan jalan menuju syurga.

Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Sungguh kejujuran itu menunjukkan pada kebajikan. Dan kebajikan itu menunjukkan ke syurga. Sesungguhnya orang yang benar dan jujur ditetapkan disisi Allah sebagai ahli kebenaran. Sungguh dusta mendorong pada kekejian. Dan kekejian itu menunjukkan ke neraka. Sesungguhnya orang yang melakukan kedustaan itu dicatat oleh Allah SWT sebagai ahli dusta.”       (Muttafa ‘Alaih).

Bekerja dan berusaha mencari nafkah hendaklah tidak melalaikan dirinya dari mengingat Allah SWT, tidak mengabaikan kewajiban kepada-Nya atau tidak melupakan kepentingan akhirat, melainkan senantiasa mengingat Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya. Dengan senantiasa mengingat kepada Allah dan senantiasa bersyukur kepada-Nya usaha dan pekerjaan kita menjadi mulia dan bernilai ibadah. Sebab tidak sedikit orang bekerja ke sana ke mari mencari kekayaan duniawi tetapi ia melupakan kepentingan dan keselamatan akhirat, meninggalkan kewajibannya kepada Tuhannya, seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Padahal sesungguhnya kepentingan kebahagiaan akhirat yang bersifat abadi itulah yang harus diutamakan.

Allah SWT memperingati dalam firman-Nya :
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”  (Q.S. Al Jumuah : 10)

Al Qur’an menegaskan hubungan yang sangat erat antara waktu dan kerja keras. Berbeda orang yang beriman dengan orang barat yang mengatakan :The time is money waktu adalah uang,  bagi orang yang beriman tiada waktu tanpa beramal shaleh. Karena Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al Qur’an tidak memberikan peluang sedikitpun bagi seorang muslim untuk bermalas-malasan apatah lagi mengganggur dalam kehidupan ini.

Sebagaimana Allah SWT memperingati dalam firman-Nya :
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”  (Q.S. Al Insyirah : 7 )
Seseorang yang telah memenuhi waktunya dengan pekerjaan kemudian ia menyelesaikan tersebut dengan baik, maka hendaklah ia melakukan pekerjaan lain pula. Sebagian ahli tafsir menafsirkan ayat diatas bahwa ; apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah, dan ada lagi yang meengatakan ; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat. Islam juga mengajarkan perlu adanya gotong royong, kerjasama dalam bekerja seperti pepatah kita mengatakan “berat sama dipikul ringan sama dijinjing.” Kerjasama dalam arti hal-hal yang baik dan dalam ketaqwaan bukan pada keburukan dan bukan pula pada perbuatan dosa.

Allah SWT memperingati dalam berfirman-Nya :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”   (Q.S. Al Maidah : 2)

Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan mudah dan akan memperoleh kesempurnaan apabila dilaksanakan dengan semangat kerjasama yakni saling bantu membantu dalam semua pekerjaan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan anugerah dan rahmat-Nya kepada kita, usaha yang kita lakukan menjadi lancar, membawa hasil yang baik, diberkahi dan diridhai oleh Allah SWT sebagai modal hidup di dunia dan mengantarkan keselamatan kita kelak di akhirat.
Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment