Tuesday, 21 October 2014

Persiapan Menghadapi Bulan Ramadhan 1434 H

Oleh : Sugeng Widodo, S.HI

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat yang paling tinggi, paling mulia: derajat taqwa, sebagaimana firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183). “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa.” (QS Al Hujurat: 13). Predikat taqwa ini tidak mudah untuk diperoleh. Ia baru akan diperoleh manakala seseorang melakukan persiapan yang cukup, dan mengisi bulan Ramadhan itu dengan berbagai kegiatan yang baik dan mensikapinya dengan benar.

Oleh karena itu, buatlah persiapan menyambut Ramadhan. Bila kita menginginkan prediket taqwa, memperoleh kebebasan dari neraka di bulan Ramadhan dan ingin diterima amalnya serta dihapus segala dosanya, maka harus ada bekal yang dipersiapkan. Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah mengingatkan kepada kita tentang “persiapan”, beliau berkata: yaitu kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya. Para salafus soleh senantiasa mempersiapkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Para Ulama mengatakan, ”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.” Inilah bukti kerinduan mereka akan perjumpaan dengan bulan Ramadhan. Karenanya, bersiaplah menyambut kehadirannya agar ketika Ramadhan datang kita sudah siap menjalankan kewajiban puasa dan amalan-amalan lainnya yang ada di dalamnya.

Adapun persiapan-persiapan tersebut antara lain :

1. Persiapan Ruhiyah
Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya: “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya.” (QS. Asy-Syams : 9) Maka dalam waktu beberapa hari ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri, muhasabah, apakah penyakit-penyakit aqidah masih bersarang dalam diri kita. Sungguh sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun masih ada kesyirikan yang bersemayam dalam diri kita. Tak peduli sebesar apapun amal kita, jika kita syirik, menyekutukan Allah, maka amal-amal kita tidak akan diterima. Allah SWT berfirman : “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al Zumar: 65) Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu. Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT. Rasulullah SAW telah bersabda :“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq 'Alaih)

2. Persiapan Fikriyah
Persiapan fikriyah yaitu membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan, sehingga ibadah Ramadhan kita benar-benar efektif. Seperti halnya ilmu tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i'tikaf, zakat, dan sebagainya. Dan juga hal-hal yang membatalkan pahala amaliah-amaliah ramadhan. Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar ? “Barangsiapa beramal tanpa disertai ilmu, maka amalnya akan ditolak tidak akan diterima.”(Muttafaq 'Alaih)

3. Persiapan Jasadiyah
Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” 
(HR. Muslim)

4. Persiapan Maaliyah
Persiapan maaliyah atau persiapan harta yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq shadaqah, memberi ifthar (buka puasa) orang lain, membayar zakat fitrah dan untuk ibadah yang lainnya. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat hartanya. Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegerakan amal kebaikan dan upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi; disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran : 133) Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan dengan persiapanruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita.

Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq hidayah dan inayah kepada kita untuk mendapatkan keberkahan bulan suci Ramadhan, mendapatkan predikat taqwa dari Allah SWT. Amiiin. 

Semoga Bermanfaat. Wallahu A’lam

No comments:

Post a Comment